WARNING: THIS POST GONNA BE A VERY LONG ONE!!
Kamu pasti tahu ice cream magnum kan? Ice cream keluaran Walls dan Unilever yang mulai booming di masyarakat sekitar tahun 2010 dengan tag-line “for a pleasure seekers” dengan iklan seorang wanita biasa tiba-tiba diperlakukan istimewa bak ratu karena memakan ice cream magnum. Bahkan sempat ada Magnum Café di Grand Indonesia Shopping Town dengan konsep café berkonsep kerajaan, para pelayan menggunakan kostum putri dan pangeran, membuat seolah-olah para tamu sedang ada di sebuah jamuan kerajaan. Saking booming-nya, untuk bisa merasakan makan ice cream di Magnum café, para pengunjung harus rela antri berjam-jam. Saya sendiri sempat merasakan mengantri demi bisa makan ice cream ala kerajaan itu (untungnya saya tidak harus terlalu lama menunggu J).
Kamu pasti tahu ice cream magnum kan? Ice cream keluaran Walls dan Unilever yang mulai booming di masyarakat sekitar tahun 2010 dengan tag-line “for a pleasure seekers” dengan iklan seorang wanita biasa tiba-tiba diperlakukan istimewa bak ratu karena memakan ice cream magnum. Bahkan sempat ada Magnum Café di Grand Indonesia Shopping Town dengan konsep café berkonsep kerajaan, para pelayan menggunakan kostum putri dan pangeran, membuat seolah-olah para tamu sedang ada di sebuah jamuan kerajaan. Saking booming-nya, untuk bisa merasakan makan ice cream di Magnum café, para pengunjung harus rela antri berjam-jam. Saya sendiri sempat merasakan mengantri demi bisa makan ice cream ala kerajaan itu (untungnya saya tidak harus terlalu lama menunggu J).
Tapi taukah kamu, kalau Magnum itu sudah
ada sejak tahun 1989? Magnum pertama kali diluncurkan di Swedia pada bulan
Januari 1989 sebagai ice cream kelas atas. Sebelum memiliki banyak variant
seperti sekarang, awalnya hanya ada Magnum original atau lebih dikenal sebagai
Magnum Classic yang terdiri dari bongkahan tebal ice cream vanilla pada stick
ice cream, dilapis coklat tebal. Namun, seiring berjalannya waktu, Unilever
meluncurkan produk Paddle Pop, yang kemudian laris di pasaran karena rasanya
enak, variant-nya lebih banyak dan harganya lebih terjangkau dari Magnum.
Selain itu, produk Magnum banyak ditiru oleh perusahaan pesaing Perlahan-lahan
produk Magnum pun merasa perlu untuk membangun kembali citra dirinya sebagai
ice cream yang menawarkan kenikmatan dan kemewahan dalam menikmati ice cream.
Akhirnya, pada tahun 2005, pihak pengembangan produk Magnum mengeluarkan
rancangan produk terbaru yang mengantarkan pengalaman yang kompleks dan
berkelas dengan konsep “blow me away”. Mereka membuat konsep berbagai variant
rasa dan topping untuk ice cream Magnum, mengubah cetakan, mengubah format
stick, serta mengubah packaging dengan konsep seperti kotak perhiasan untuk
menambah kesan mewah. Akhirnya, pada tahun 2007, Magnum Tempation diluncurkan
di Italia, Spanyol dan Switzerland. 2008 variant dark chocolate diperkenalkan,
dan di tahun 2009 variant buah-buahan diperkenalkan. Magnum temptation menuai
sukses sesuai harapan. Kelezatan Belgian chocolate disetiap gigitan Magnum
memberikan kenikmatan premium yang mampu membuat konsumen merasa seperti
seorang putri atau pangeran.
Di Indonesia sendiri, Magnum sempat
menghilang beberapa saat dan sedikit terlupakan sampai akhirnya tahun 2010
iklan Magnum di-release ke pasaran yang benar-benar mampu membuat nama Magnum
dikenal masyarakat luas, semua orang seakan berlomba-lomba untuk mendapatkan
ice cream ini. Saya sendiri sempat mencari ke beberapa mini market dan selalu
kehabisan. Sungguh pihak marketing Magnum berhasil mempengaruhi masyarakan
untuk membeli ice cream ini *salute*. Hingga saat ini, di Indonesia ada beberapa
variant ice cream Magnum. Mulai dari Magnum classic, chocolate truffle, choco
cappuccino, almond, gold, chocolate & brownies, choco strawberry, golden
hazelnut, infinity, Magnum mini, hingga yang terbaru pink pomegranate dan
magnum black espresso.
Baiklah, sepertinya cukup kita berbicara mengenai
ice cream Magnum-nya. Karena alasan saya membuat postingan ini bukan untuk
membicarakan ice cream Magnum, tapi tentang konsep rebranding yang dilakukan
Magnum untuk mencapai target kesuksesan yang mereka tetapkan.
Sering kan lihat di televisi, shampoo
dengan formula baru dan meyakinkan publik bahwa mereka kini lebih baik/ampuh
dibandingkan dengan produk mereka sebelumnya dan produk-produk pesaing. Selain
itu berbagai produk mengganti kemasan mereka demi mendapat respon yang baik
dari masyarakat, agar masyarakan aware dengan produk mereka.
Sebenarnya, konsep rebranding ini bisa kita
terapkan pada diri kita sendiri. Ingat tidak? setiap menjelang tahun baru, kita
berlomba-lomba untuk membuat resolusi apa-apa saja yang ingin kita capai di
tahun mendatang. Namun, seiring berjalannya waktu, kita sering terlena dengan
kehidupan kita sehari-hari dan kemudian lupa dengan apa-apa saja yang ingin
kita lakukan ataupun capai. Tidak hanya itu, kadang, saat kita sedang
menjalankan misi dalam mencapai sesuatu, kita merasa stuck dengan keadaan,
semangat kita menurun, dan kita malas untuk berupaya untuk mengejar impian
kita. Hal ini bisa jadi karena tanpa kita sadari, kita telah melenceng dari
track yang telah kita tetapkan sebelumya. Entah itu karena terbawa lingkungan,
pergaulan dengan orang yang memiliki visi berlawanan dengan kita, terlena
dengan keadaan, ataupun kondisi kesehatan terganggu baik fisik maupun
psikologis (stress dsb).
Disaat inilah kita harus mulai aware dengan
kondisi kita. Jika kita tidak sadar kalau kita berjalan kearah yang salah, kita
akan terbawa dan tersesat sehingga sulit kembali ke jalur awal perjalanan kita.
Jika kita sadar, kita bisa segera memperbaiki keadaan sebelum semuanya
terlambat.
Rebranding bukan hanya membuat sesuatu yang
baru, tapi bisa juga dengan cara mengembangkan apa yang ada, sehingga terlihat
baru. Bisa juga dengan memunculkan kembali apa yang telah orang lain lupakan.
Dan mungkin, untuk orang baru mengenal kita, sesuatu yang lama kita lupakan
bisa menjadi sesuatu yang baru mereka lihat dari diri kita.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah
berhenti. Berhenti dari apapun yang kita lakukan. Perhatikan sekeliling kita,
lihatlah, sejauh apa kita telah melenceng dari jalur yang kita tetapkan di
awal. Jika perlu, mundurlah beberapa langkah agar kita mampu melihat dengan
sudut pandang yang lebih luas. Setelah itu, coba temukan kembali jalur yang
telah kita tinggalkan, kita bisa kembali menyusuri jejak langkah kita
sebelumnya jika itu bisa membantu. Mulailah merubah keadaan, keluarlah dari
zona nyamanmu. Rubah penampilanmu jika diperlukan, jangan memikirkan apa yang
orang lain pikirkan tentang kamu. Karena belum tentu orang tersebut memikirkan
kita. Bisa jadi dia sedang sibuk memikirkan apa yang kita pikirkan tentang dia.
Be your self. Jika kamu sudah ada di jalurmu lagi, bersiaplah untuk berlari
mencapai impianmu. Buat self reminder agar kamu tidak keluar jalur lagi.
Evaluasi lah dirimu setiap sampai periode waktu tertentu, setiap 2 bulan misalnya.
Saya sendiri sedang berada dalam tahap
merubah penampilan dan pola pikir. Saya mempunyai target untuk bisa mengenyam
pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sudah saya targetkan sejak tahun lalu,
namun karena pekerjaan dan lingkungan kantor begitu nyaman, saya terlena, saya
sempat berpikir untuk melupakan target saya lulus S2 di usia ke 27. Saya juga
sempat melupakan janji privasi saya pada Tuhan dan pada diri saya sendiri. Tapi
ternyata Tuhan masih sayang pada saya. Dia membuka mata saya dan membuat saya
sadar bahwa janji saya pada-Nya tidak boleh saya langgar. Dan target saya masih
bisa diusahakan untuk tercapai meski mungkin agak sedikit mundur waktunya.
Sungguh kenikmatan dunia mampu melenakan
saya. Dan saya tak ingin terlena lagi. Saat ini saya sedang berusaha melakukan
rebranding pada diri saya sendiri. Saya menarik diri dari beberapa manusia yang
saya rasa mampu membuat saya melupakan janji dan target hidup saya. Saya
mendekatkan diri dengan orang-orang yang bisa mendukung cita-cita saya dan
membantu mengingatkan saya untuk menepati janji saya. Saya sedikit demi sedikit
berusaha mengubah penampilan saya, untuk membuat saya lebih bersemangat, saya
juga memulai kembali kebiasaan saya dulu, membaca dan menulis, seperti saat
ini, saya mencoba menuangkan isi pikiran dan pengalaman saya melalui tulisan
ini. Tulisan ini menjadi salah satu cara saya untuk menemukan kembali saya yang
dulu, saya yang lebih kreatif, dan saya yang baru, saya yang lebih open, terbuka
dalam hal pemikiran tapi juga tertutup dari hal-hal yang membuat saya berpikir
negative. Ya, saya menutup diri saya dari hal-hal yang negative, seperti
manusia yang berpikiran negative, orang berperilaku negative, perilaku negative
yang mungkin bisa saya lakukan, serta kemungkinan saya untuk berpikir negative.
Good bye negatives!! And say Hello the positive-more-creative me!! Dengan
melakukan proses rebranding ini, saya mengharapkan kedepannya saya menjadi
orang yang lebih positif, fokus pada tujuan saya menggapai apa yang saya inginkan
namun tetap bisa bekerja tanpa terlena dengan apa yang saya dapatkan sebagai
hasil kerja saya. Dan saya juga ingin dilihat sebagai pribadi yang berbeda,
yang lebih baik dari saya saat ini, dan sebelumnya.
Proses rebranding yang saya lakukan masih dalam lingkup mental (pemikiran) dan penampilan, kedepannya, secara bertahap saya akan menambah value diri saya agar dapat menghasilkan sesuatu yang lebih pula (co: pendidikan lebih tinggi menghasilkan standar salary yang lebih tinggi). Proses ini memang tidak
instant, namun jika bisa lalui dengan baik, saya yakin akan menghasilkan
sesuatu yang baik pula.