Tuesday, August 5, 2014

REBRANDING OURSELF

WARNING: THIS POST GONNA BE A VERY LONG ONE!!


Kamu pasti tahu ice cream magnum kan? Ice cream keluaran Walls dan Unilever yang mulai booming di masyarakat sekitar tahun 2010 dengan tag-line “for a pleasure seekers” dengan iklan seorang wanita biasa tiba-tiba diperlakukan istimewa bak ratu karena memakan ice cream magnum. Bahkan sempat ada Magnum Café di Grand Indonesia Shopping Town dengan konsep café berkonsep kerajaan, para pelayan menggunakan kostum putri dan pangeran, membuat seolah-olah para tamu sedang ada di sebuah jamuan kerajaan. Saking booming-nya, untuk bisa merasakan makan ice cream di Magnum café, para pengunjung harus rela antri berjam-jam. Saya sendiri sempat merasakan mengantri demi bisa makan ice cream ala kerajaan itu (untungnya saya tidak harus terlalu lama menunggu J).

Tapi taukah kamu, kalau Magnum itu sudah ada sejak tahun 1989? Magnum pertama kali diluncurkan di Swedia pada bulan Januari 1989 sebagai ice cream kelas atas. Sebelum memiliki banyak variant seperti sekarang, awalnya hanya ada Magnum original atau lebih dikenal sebagai Magnum Classic yang terdiri dari bongkahan tebal ice cream vanilla pada stick ice cream, dilapis coklat tebal. Namun, seiring berjalannya waktu, Unilever meluncurkan produk Paddle Pop, yang kemudian laris di pasaran karena rasanya enak, variant-nya lebih banyak dan harganya lebih terjangkau dari Magnum. Selain itu, produk Magnum banyak ditiru oleh perusahaan pesaing Perlahan-lahan produk Magnum pun merasa perlu untuk membangun kembali citra dirinya sebagai ice cream yang menawarkan kenikmatan dan kemewahan dalam menikmati ice cream. Akhirnya, pada tahun 2005, pihak pengembangan produk Magnum mengeluarkan rancangan produk terbaru yang mengantarkan pengalaman yang kompleks dan berkelas dengan konsep “blow me away”. Mereka membuat konsep berbagai variant rasa dan topping untuk ice cream Magnum, mengubah cetakan, mengubah format stick, serta mengubah packaging dengan konsep seperti kotak perhiasan untuk menambah kesan mewah. Akhirnya, pada tahun 2007, Magnum Tempation diluncurkan di Italia, Spanyol dan Switzerland. 2008 variant dark chocolate diperkenalkan, dan di tahun 2009 variant buah-buahan diperkenalkan. Magnum temptation menuai sukses sesuai harapan. Kelezatan Belgian chocolate disetiap gigitan Magnum memberikan kenikmatan premium yang mampu membuat konsumen merasa seperti seorang putri atau pangeran.

Di Indonesia sendiri, Magnum sempat menghilang beberapa saat dan sedikit terlupakan sampai akhirnya tahun 2010 iklan Magnum di-release ke pasaran yang benar-benar mampu membuat nama Magnum dikenal masyarakat luas, semua orang seakan berlomba-lomba untuk mendapatkan ice cream ini. Saya sendiri sempat mencari ke beberapa mini market dan selalu kehabisan. Sungguh pihak marketing Magnum berhasil mempengaruhi masyarakan untuk membeli ice cream ini *salute*. Hingga saat ini, di Indonesia ada beberapa variant ice cream Magnum. Mulai dari Magnum classic, chocolate truffle, choco cappuccino, almond, gold, chocolate & brownies, choco strawberry, golden hazelnut, infinity, Magnum mini, hingga yang terbaru pink pomegranate dan magnum black espresso.

Baiklah, sepertinya cukup kita berbicara mengenai ice cream Magnum-nya. Karena alasan saya membuat postingan ini bukan untuk membicarakan ice cream Magnum, tapi tentang konsep rebranding yang dilakukan Magnum untuk mencapai target kesuksesan yang mereka tetapkan.

Sering kan lihat di televisi, shampoo dengan formula baru dan meyakinkan publik bahwa mereka kini lebih baik/ampuh dibandingkan dengan produk mereka sebelumnya dan produk-produk pesaing. Selain itu berbagai produk mengganti kemasan mereka demi mendapat respon yang baik dari masyarakat, agar masyarakan aware dengan produk mereka.

Sebenarnya, konsep rebranding ini bisa kita terapkan pada diri kita sendiri. Ingat tidak? setiap menjelang tahun baru, kita berlomba-lomba untuk membuat resolusi apa-apa saja yang ingin kita capai di tahun mendatang. Namun, seiring berjalannya waktu, kita sering terlena dengan kehidupan kita sehari-hari dan kemudian lupa dengan apa-apa saja yang ingin kita lakukan ataupun capai. Tidak hanya itu, kadang, saat kita sedang menjalankan misi dalam mencapai sesuatu, kita merasa stuck dengan keadaan, semangat kita menurun, dan kita malas untuk berupaya untuk mengejar impian kita. Hal ini bisa jadi karena tanpa kita sadari, kita telah melenceng dari track yang telah kita tetapkan sebelumya. Entah itu karena terbawa lingkungan, pergaulan dengan orang yang memiliki visi berlawanan dengan kita, terlena dengan keadaan, ataupun kondisi kesehatan terganggu baik fisik maupun psikologis (stress dsb).

Disaat inilah kita harus mulai aware dengan kondisi kita. Jika kita tidak sadar kalau kita berjalan kearah yang salah, kita akan terbawa dan tersesat sehingga sulit kembali ke jalur awal perjalanan kita. Jika kita sadar, kita bisa segera memperbaiki keadaan sebelum semuanya terlambat.

Rebranding bukan hanya membuat sesuatu yang baru, tapi bisa juga dengan cara mengembangkan apa yang ada, sehingga terlihat baru. Bisa juga dengan memunculkan kembali apa yang telah orang lain lupakan. Dan mungkin, untuk orang baru mengenal kita, sesuatu yang lama kita lupakan bisa menjadi sesuatu yang baru mereka lihat dari diri kita.

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah berhenti. Berhenti dari apapun yang kita lakukan. Perhatikan sekeliling kita, lihatlah, sejauh apa kita telah melenceng dari jalur yang kita tetapkan di awal. Jika perlu, mundurlah beberapa langkah agar kita mampu melihat dengan sudut pandang yang lebih luas. Setelah itu, coba temukan kembali jalur yang telah kita tinggalkan, kita bisa kembali menyusuri jejak langkah kita sebelumnya jika itu bisa membantu. Mulailah merubah keadaan, keluarlah dari zona nyamanmu. Rubah penampilanmu jika diperlukan, jangan memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kamu. Karena belum tentu orang tersebut memikirkan kita. Bisa jadi dia sedang sibuk memikirkan apa yang kita pikirkan tentang dia. Be your self. Jika kamu sudah ada di jalurmu lagi, bersiaplah untuk berlari mencapai impianmu. Buat self reminder agar kamu tidak keluar jalur lagi. Evaluasi lah dirimu setiap sampai periode waktu tertentu, setiap 2 bulan misalnya.

Saya sendiri sedang berada dalam tahap merubah penampilan dan pola pikir. Saya mempunyai target untuk bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sudah saya targetkan sejak tahun lalu, namun karena pekerjaan dan lingkungan kantor begitu nyaman, saya terlena, saya sempat berpikir untuk melupakan target saya lulus S2 di usia ke 27. Saya juga sempat melupakan janji privasi saya pada Tuhan dan pada diri saya sendiri. Tapi ternyata Tuhan masih sayang pada saya. Dia membuka mata saya dan membuat saya sadar bahwa janji saya pada-Nya tidak boleh saya langgar. Dan target saya masih bisa diusahakan untuk tercapai meski mungkin agak sedikit mundur waktunya.

Sungguh kenikmatan dunia mampu melenakan saya. Dan saya tak ingin terlena lagi. Saat ini saya sedang berusaha melakukan rebranding pada diri saya sendiri. Saya menarik diri dari beberapa manusia yang saya rasa mampu membuat saya melupakan janji dan target hidup saya. Saya mendekatkan diri dengan orang-orang yang bisa mendukung cita-cita saya dan membantu mengingatkan saya untuk menepati janji saya. Saya sedikit demi sedikit berusaha mengubah penampilan saya, untuk membuat saya lebih bersemangat, saya juga memulai kembali kebiasaan saya dulu, membaca dan menulis, seperti saat ini, saya mencoba menuangkan isi pikiran dan pengalaman saya melalui tulisan ini. Tulisan ini menjadi salah satu cara saya untuk menemukan kembali saya yang dulu, saya yang lebih kreatif, dan saya yang baru, saya yang lebih open, terbuka dalam hal pemikiran tapi juga tertutup dari hal-hal yang membuat saya berpikir negative. Ya, saya menutup diri saya dari hal-hal yang negative, seperti manusia yang berpikiran negative, orang berperilaku negative, perilaku negative yang mungkin bisa saya lakukan, serta kemungkinan saya untuk berpikir negative. Good bye negatives!! And say Hello the positive-more-creative me!! Dengan melakukan proses rebranding ini, saya mengharapkan kedepannya saya menjadi orang yang lebih positif, fokus pada tujuan saya menggapai apa yang saya inginkan namun tetap bisa bekerja tanpa terlena dengan apa yang saya dapatkan sebagai hasil kerja saya. Dan saya juga ingin dilihat sebagai pribadi yang berbeda, yang lebih baik dari saya saat ini, dan sebelumnya. 

Proses rebranding yang saya lakukan masih dalam lingkup mental (pemikiran) dan penampilan, kedepannya, secara bertahap saya akan menambah value diri saya agar dapat menghasilkan sesuatu yang lebih pula (co: pendidikan lebih tinggi menghasilkan standar salary yang lebih tinggi). Proses ini memang tidak instant, namun jika bisa lalui dengan baik, saya yakin akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.